Senin, 27 Februari 2012

There Are 50 Reason Why I Don't and I Can't Love Him

Dear Parent, aku harap, kalian membaca ini. Karena Papa pernah tanya apa alasan aku nggak suka dia... dan aku nggak bisa jawab. Karena aku terlalu bingung harus mulai darimana. Maaf, ini hanya pendapatku. Aku mengatakannya dengan dasar. Dasar yang aku terima selama aku 'mencoba' untuk jalan bersamanya.
1.               Gak pernah ingetin sholat.
2.               Gak pernah ingetin ngaji.
3.               Kurang peduli sama sekitar.
4.               Kurang peduli sama penampilan.
5.               Membosankan. Setiap apa yang dibicarakan nggak pernah menarik.
6.               Punya selera humor rendah.
7.               Bodoh.
8.               Kuper. FB nggak pernah di urus, Twitter nggak punya, pengetahuan sempit.
9.               Nggak perhatian sama sekali.
10.         Nggak pernah telepon.
11.         Jarang SMS.
12.         Terlalu bernapsu besar.
13.         Terlalu ngebet kawin.
14.         Semua cewek pasti suka kalo cowoknya selalu update status FB-nya, sedangkan dia, sama sekali tidak.
15.         Tidak peka dengan perasaan cewek.
16.         Nggak bisa merangkai kata dengan baik.
17.         Nggak bisa gombal.
18.         Nggak bisa merayu kalo si cewek lagi ngambek.
19.         Jadwal kencan yang monoton. Cuma makan, makan dan makan.
20.         Gaya jadul.
21.         Baju yang di pake kalo ketemu sama terus, yaitu baju abu-abu yang kekecilan.
22.         Bau parfumnya menyengat.
23.         Badannya oke, tapi rambutnya botak.
24.         Gaya rambutnya aneh.
25.         Nggak bisa nyanyi dan nggak bisa ngikutin tempo lagu.
26.         Suaranya fals.
27.         Sangat malu-maluin kalo lagi karaokean. Pengen nutup kuping.
28.         Bibir lebar.
29.         Hidung lebar.
30.         Nggak cool sama sekali.
31.         Terlalu putih buat ukuran cowok.
32.         Lemah banget!
33.         Suka ngeluh.
34.         Dikit-dikit ke rumah sakit. padahal Cuma sakit batuk pilek. (aku yang cewe aja nggak gitu-gitu banget)
35.         Nggak rakus, nggak kayak cowok lain. Harusnya jadi cowok tu lahap banget sama makanan. Nah ini kagak. Malah rakusan juga gue! -.-
36.         Nggak suka pedes. Bagi aku, cowok nggak suka pedes itu banci!
37.         Kurang menghargai orang yang (katanya sih) dicintai. Missal : dia perna ngomong, “Kamu boleh keluar sama siapapun, sama cowok sekalipun, asal aku nggak tahu!”
Hei bung, kalo gue ketauan ama cowok lain, apa lo Cuma diem aja?? Pertahanin gue kek, marahin gue!! cewek lebih suka si cowok marah-marah dan cemburu buta daripada Cuma diem. Fight for me, boy.
38.         Letrek.
39.         Kemayu.
40.         Cewek bangett…
41.         Pemalas.
42.         Bukan sosok lelaki yang tangguh.
43.         Jauh dari idaman wanita.
44.         Weird. (aneh)
45.         Pendiam.
46.         Terlalu sabar.
47.         Nggak tegas sama sekali. sedangkan seorang pria, apalagi pemimpin rumah tangga, harus memenuhin itu. Bukan malah istri yang menjajah suami. Dosa besar.
48.         Ngikut kemana angin bergerak. Angin ke barat dia ikut, angin ke timur, dia ikut. Alias nggak punya pendirian.
49.         Kurang dekat ama keluarganya sendiri. Terutama ibu.
50.         Banyak hal yang perlu aku pertimbangkan mengenai keluarganya. Dan itu nggak bisa aku publish disini. Biar tetep ada dipikiranku aja.

Kamis, 23 Februari 2012

Bisu itu Bodoh

Aku mati...
Dan aku hanya benda mati yang tak bisa melakukan apa-apa kecuali mengikuti perintah...
Adakah yang seperti ku? Hidup dalam keterbatasan, keterkekangan, keterdiaman. Aku manusia tapi seperti budak. Aku hidup tapi seperti robot. Tidak akan yang tahu bagaimana rasanya kecuali kau menjadi aku. Jadilah aku dan kau akan mengerti.
Kau tahu, semua orang tentunya punya pilihan dalam hidup. Dan semua orang berhak mendapatkan itu. Semacam suatu bentuk Hak Asasi Manusia dalam bentuk ringan.. dan aku tak punya. Memilih masa depanku saja, aku tak punya. Aku hanya mengikuti perintah yang sesungguhnya aku tak mau. Semua yang dikatakan orang lain belum tentu baik untukku. Coz, this is my life. THIS IS MY CHOICE. Apapun yang aku lakukan dan aku putuskan, semua resiko akan aku tanggung sendiri. Karena aku manusia. Manusia yang harus dipenuhi segala haknya. Dan aku punya hak untuk memilih. Untuk menentukan!! BUKAN MENJADI BUDAK YANG KAU BANGGAKAN!!!
Andai aku bisa bicara seperti itu di depan kedua orangtuaku. Tapi sayangnya aku masih bisu. Walaupun aku tahu, bisu itu bodoh.

Senin, 06 Februari 2012

I will Survive

Apa sebenarnya yang membuatku bertahan kalau bukan karenanya. Padahal aku tahu, aku bukan seorang tipikal yang mudah bertahan dan percaya terhadap sesuatu yang sebenarnya masih belum jelas. Tapi bagaimana lagi jika kenyataannya aku memang tidak peduli dengan segala sesuatu tekanan di sekelilingku, dan menyadari bahwa aku sudah buta terhadap jalan buntu yang ada di hadapanku.
Yang aku tahu, aku bahagia dengan hidupku yang sekarang. Bahagia karena ada dia disini. Itu saja.
Bahkan apa yang bisa aku lakukan jika hidupku tanpanya. Segala sesuatunya akan menjadi berbeda dan sangat berbeda.
Itu tak akan menjadi sama lagi.

Aku menyadari, ini bukan seperti aku. Aku tidak biasa mempertahankan seseorang. Dan aku merasa, bahwa inilah aku dengan kepala batunya.
Aku memang keras kepala, tapi aku tahu, jika masalahnya seperti ini, aku tak mudah untuk bertahan. Tapi sekali lagi... ada dorongan kuat di hatiku. Dorongan yang begitu luar biasa, yang menguatkanku saat aku yakin ini memang tak ada jalan.
Namun, entah... aku tidak tahu kekuatan darimana itu.

Aku memang tahu, tanpa kekuatan itu mungkin aku sudah mati. Menegak beribu obat yang membuatku tenang... Tanpa ada lagi beban pikiran.

Namun semakin kesini... semakin berjalannya waktu, beban itu perlahan terangkat. Walau aku tahu, tantangan masih ada di depan mataku. Aku tahu.

Aku pun masih menangis. Walau frekuensinya sudah turun dari hari kemarin. Aku masih memohon. Dan meminta...

Tapi akhir-akhir ini, aku hanya bisa menunggu. Menunggu saja... Kapan sesuatu yang kusebut keajaiban itu datang.

Minggu, 05 Februari 2012

Who You Are and Just The Way You Are

Kalau kau ingin tahu apa cinta itu, katakan pada dirimu sendiri. Siapa yang kau cinta itu. Apa kau mencintainya karena "Siapa Dia", atau karena "Dia Apa Adanya".
Aku mengerti. Sekarang aku paham. Ketika aku mencintai seseorang karena "Siapa Dia", aku tak akan bisa menerima segala kekurangannya ketika ia mulai menampakkannya. Aku hanya mencintaimu, karena kau adalah Anak Presiden, karena kau seorang yang kaya, karena kau punya segalanya. Misalnya. Dan ketika kau miskin, ketika kau hilang dari segala kelebihanmu, aku tak akan lagi punya cinta itu.

Bayangkan bila itu terjadi, tentu saja aku akan meninggalkanmu.

Dan kini, aku bisa tahu. Aku bisa tahu mana rasa ketulusan itu. Bukan hanya "Siapa Dia", melainkan apa yang ia punya, dan ia berikan, aku bisa menerima dan melengkapi segala kekurangan itu.. Baiknya aku bersamamu. Seseorang yang mampu ku hormati, dan seseorang yang dapat melengkapi segala kebahagiaanku. Seseorang yang bukan hanya memberiku banyak hal, tapi juga mengerti segala hal.

Lebih baik bersamamu. Ketika kau punya segala kelebihan, dan menutup kelebihanmu pada kekuranganku. Atau sesuatu yang tidak hanya menyangkut materi apa yang telah kau berikan, tapi kebahagiaan yang bisa kita bagi, dan kesedihan yang bisa kita pikul berdua.

Bukankah hakikat cinta itu kita mulai bersama mulai dari nol dan mengukir semua cerita yang membuatnya indah.

Bukankah itu...

Harapanku tidaklah berlebih... aku hanya ingin diijinkan mencintai dia yang apa adanya itu...