Kamis, 21 Maret 2013

Bukan Permainan

Kita pisah balik lagi, pisah lagi.. apakah kau mengerti bahwa ini bukanlah.. Bukan permainan.

Sering mendengar lagu ini saat saya menginjak SMP dulu.. Bagi saya lagu ini lucu. dan sama sekali tidak pernah terlintas di benak saya. Bagaimana rasanya pisah balik, pisah balik. Seperti lagu BBB, putus nyambung. Hahaha.. listrik saja nggak selamanya putus nyambung, apalagi hubungan?? Rasanya terlalu kekanak-kanakan dan pantas dilakukan oleh manusia labil jaman SMP atau mungkin adik-adik kita yang masih Sd.

Tapi... sadly i have said bahwa kisah dalam lagu-lagu tsb sejujurnya ada dalam kehidupan nyata saya. entahlah siapa yang kekanak-kanakan. Mungkin aku.. Mungkin benar yang kekanak-kanakan itu aku dan unfortunately aku mendapat sosok yang tak jauh berbeda dengan sikapku. Tak ada kata dewasa di kamusnya. Mungkin hubungan ini salah. dan jelas salah. Saya mendapat dirinya yang sangat-sangat saya sayangi namun lagi-lagi dalam bad condition, yang harusnya tipe saya itu laki-laki dewasa yang selalu mengalah saat saya berada dalam kondisi membutuhkan pengertian dari seorang laki-laki mengenai pendapat atau segala macam yang membuat wanita lebih sensitif dari biasanya. Ya, saya membutuhkan laki-laki seperti itu. Pintar menjaga hati, menghargai pendapat, dan pintar memberi solusi atas segala hal yang harusnya mudah.

dan mendapat berbagai hal indah meskipun kecil, meskipun lewat alat komunikasi itu saja sudah lebih dari cukup. Tapi lagi-lagi hal itu yang membuat saya frustasi. Bertengkar mendebatkan sesuatu yang harusnya tak pantas didebatkan, dan menghadapi segala perbedaan tanpa ujung ini. *sigh

Saya jadi sangat mengerti bahwa perbedaan tak berujung ini membawa satu pemikiran yang stuck di otak saya. Kami sudah tak cocok dan tidak akan cocok. Segalanya. Semuanya. Tak ada yang mau menghargai, beradaptasi dan melupakan segala perbedaan. Anggaplah kita sama, anggaplah segala yang kita lakukan ini benar. Tapi itu tak pernah terjadi dalam hubungan ini. Segalanya terasa salah hingga saya merasakan ada tembok tak kasat mata yang memisahkan, serta memberi jarak dalam hubungan ini. Saya melihat dirinya sudah jauh dari jangkauan saya. Jauh dari rengkuhan saya. Karena kita nampak sama padahal di dalamnya kita sama sekali berbeda. dan perbedaan tanpa ujung ini kembali memisahkan.

Tidak ada komentar: